![]() |
Foto: Yesus Batu Penjuru |
Saudara/i yang kekasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus!
Pemazmur memakai nyanyian sebagai salah satu cara untuk mengungkapan isi hati, perasaan, kesaksian imannya akan Tuhannya. Dengan bermazmur, ia juga mengajak, menghimbau, menasehati pribadi dan umat untuk hidup ber-Tuhan dengan baik, dsb. Pada pasal 118 ini, Pemazmur menyanyikan nyanyian pujian kepada Tuhan atas kasih setia dan kesetiaan Tuhan kepada umatNya, serta menutupnya dengan berkomitment untuk bersyakur kepada Tuhan dan menyerukan umatNya untuk bersyukur kepada Tuhan. Disebutkan bahwa Allah telah menggenapi pekerjaan keselamatanNya melalui kasih setiaNya. Dan karena kebenaranNya tsb, Allah juga akan tetap memberkati Raja dan umatNya ke depan. Di ayat sebelumnya disebutkan, umat berada dalam tekanan, bahkan merasa sudah mau masuk ke kematian, Sekarang adalah waktu untuk menempatkan pada kehormatan dan kemenangan mereka oleh Allah.
Jemaat Tuhan Yang Kekasih!
Salah satu bagian penting dari suatu bangunan adalah ‘Batu Penjuru’, yang juga menunjuk ke masa depan bangunan tsb. Batu penjuru tersebut akan mengikat dan menyatukan dua ruas batu yang berbeda, menjadi suatu bangunan, juga menunjukkan gambaran satu bangunan yang sempurna. Allahlah melalui perbuatanNya yang ajaib yang melepaskan umatNya, dan tidak ada usaha manusia di dalamnya. Atas pelepasan tsb, umat menyambut dengan gembira dan penuh dengan ucapan syukur, mereka bersorak sorai sambil menyerukan, ‘Inilah hari yang dijadikan Tuhan…’. Dalam menyambut moment sukacita itu, umat juga dalam teriakan dan tangisan memohon berkat-berkat Tuhan (bd. Neh 1:11) dalam hidup mereka selanjutnya. Allahlah menjadi fondasi hidup mereka, dan Ialah menjadi pengikat yang sempurna bagi umatNya.
Dalam ibadah, umat menyerukan, “Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan”. Ini merupakan ekspresi seseorang yang memasuki pintu gerbang Allah untuk beribadah padaNya dan memohon berkat-berkat imam (Bd. Ul 6:23-7). Tentunya yang dimaksud adalah orang yang masuk dalam nama Tuhan, sebab hanya Tuhanlah sumber berkat (Bd. Mrk 11:9; Yoh 12:13), melalui imam-imam. Kemudian umat mengakukan bahwa Allah yang adalah paling Tinggi dan Mulia. Allah memberikan terang kepada umatNya, bukan kegelapan (Bd.Am 5:18). Umat mengharapkan hari Allah, yaitu hari yang membawa terang (Bd. Hari Kemenangan di Ester 8:16). Sebagai bentuk pengucapan syukur, umat mempersembahkan korban kepada Allah yang Maha Kudus. Dan diakhiri dengan ajakan untuk mengulangi pujian kepada Allah: ‘Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya’ (Bd. Ay.1).
Bapak, Ibu, terkasih!
Batu penjuru yang dimaksud adalah Yesus Kristus (Bd. Mat 21:42; Ep 2:20; 1 Pet 2:7). Sedangkan hubungan yang menyatu antara batu penjuru dengan batu-batu lainnya, menunjuk kepada hubungan Yesus sebagai “Kepala” dan umatNya sebagai “Tubuh” (bd.1 Kor 12). Setiap orang yang percaya harus memiliki hubungan yang erat dengan Yesus Kristus dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai dasar hidup dan keberimanannya.
Tuhan Yesuslah sang Penebus, yang akan menyelamatkan kita dari maut, kematian, kesusahan, dari sakit penyakit, persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, datanglah kepada Yesus, sampaikanlah perkara yang kita hadapi, dia akan memberikan kelegaan (Mat 11:28). Bersyukurlah kepadaNya setiap saat dan setiap waktu dalam harapan dan iman yang kuat kepadaNya (Ef 5:20; Flp 4:4; 1 Tes 5:16,18; Kol 3:17). Tunjukkanlah hidup yang selalu bersyukur kepada Tuhan. Amin!
(Bahan khotbah minggu)
Pdt. Togar Simatupang.M.Th (Ephorus GKPA)
ss/sfh
No comments
Post a Comment