![]() |
Olly Dondokambey, SE, Gubernur Sulawesi Utara yang juga Ketua FK-PKB PGI sedang menyampaikan materi seminar |
Selasa (9/10) pgi-sumut.or.id
#latepost
Pada hari Jumat-Sabtu (28-29/10), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengadakan kegiatan Seminar sehari di Hotel Sutan Raja Manado, dan Pelantikan Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FK-PKB)PGI bertempat di lapangan Kolongan Minahasa Utara, yang dihadiri sebanyak 128 orang undangan dari 54 perwakilan Sinode/ PGIW-SAG dan Pengurus PKB, MPH PGI, Gubernur Sulawesi Utara serta para Bupati dan Wakil Bupati dari beberapa daerah di Sulawesi Utara.
Jumat (28/10), seminar FK-PKB dibuka resmi oleh Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, SE. Dalam sambutannya Dondokambey mengingatkan kembali bahwa kaum bapak adalah penentu kehidupan keluarga Kristen. Kadang kala entah karena lupa, atau sengaja lupa, kaum bapak lupa memimpin keluarganya. Ia juga mengajak seluruh kaum bapak untuk merenungkan kembali panggilannya sebagai kepala dan imam di tengah-tengah keluarganya dan membangun sikap 3 B bagi keluarganya, yakni berbicara, berdiskusi dan bercanda.Sudah saatnya kaum bapak mengkampanyekan dan memulai di tengah keluarganya program "18-21". Artinya menghentikan pemakaian gadget ataupun smartphone di pukul 18.00-21.00, dan mengisinya dengan kebersamaan bersama keluarga.
Setelah selesai menyampaikan sambutannya sebagai Gubernur Sulawesi Utara, Dondokambey yang juga merupakan Ketua terpilih FK-PKB PGI menyampaikan materi seminar pertama dengan judul "Visi-Misi FP-PKB PGI". Visi FP-PKB PGI adalah menjadikan forum para kaum bapak gereja yang efektif menghasilkan gagasan-gagasan dan program-program aktual dalam rangka mengoptimalkan peran kaum Bapak untuk membina iman anggota keluarganya, serta aktif dalam kegiatan Gereja dan di masyarakat. Untuk mencapai visi tersebut, ada 3 misi yang dilakukan oleh FP-PKB PGI, yakni : 1) memotivasi para pemimpin gereja untuk membentuk dan mengaktifkan organisasi Pria Kaum Bapa di setiap gereja anggota PGI mulai dari tingkat sinode sampai ke tingkat jemaat; 2) menyadarkan pria kaum bapak akan tugas, fungsi dan perannya dalam keluarga, gereja dan masyarakat menurut firman Tuhan dalam Alkitab; 3) memperlengkapi pria kaum bapa dengan pemahaman iman, pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan tugas, fungsi dan perannya secara optimal.
Materi seminar kedua disampaikan oleh Setyo Handoyo, ketua umum Asosiasi Industri Teknologi Informasi Indonesia (AITI), berjudul "Disrupsi Digital: Tantangan Gereja di Era Idustri 4.0". Dalam paparannya, Handoyo mengatakan bahwa saat ini kita hidup di era digital, ditandai dengan trend yang lebih cepat, lebih besar, lebih murah, lebih hemat enerji, dan tumbunya secara exponential. Hanydoyo juga mengatakan era digital membawa perubahan drastis bagi dunia ini yang disebut dengan disrupsi
digital, dimana terjadi sebuat transformasi yang berakibat pada perubahan model bisnis/organisasi/ budaya secara drastis. "Lihat saja bagaimana orang-orang muda yang membangun bisnis seperti bukalapak.com, grab, traveloka, dan yang mereka lakukan adalah mengganti strategi dan menyelesaikan masalah sosial (produsen-aplikasi/platform-konsumen), terang Handoyo.
Lantas apa yang dapat dilakukan oleh gereja? Menurut Handoyo gereja harus melihat bahwa disrupsi digital bagi gereja merupakan tantangan/ isu umum yang harus disikapi dengan sungguh-sungguh, dan meyakini bahwa disrupsi digital bagi gereja adalah kesempatan untuk merumuskan metoda berubah tetapi pesan (keselamatan) tidak berubah. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan oleh gereja menurut Handoyo adalah : gereja mengedukasi berkala pemuka jemaat dan warganya (orang tua dan remaja), memasukkan kaum muda digital dalam kepengurusa gereja, membuka ruang bagi pendidikan Kristen untuk lebih proaktif mengantisipasi industri dan budaya, menerapkan pelatihan kedisiplinan yang kontekstual dan sesuai zaman (mis : "18-21"), edukasi secara berkala tentang memilah informasi termasuk pemaham UU ITE, memproduksi sebanyak mungkin "konten baik" dan juga kontra-narasi konten kebencian, serta melatih pemuka/ jemaat untuk terampil dan aktif memproduksi konten umum pesan damai sukacita.
![]() |
Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang melantik dan mengukuhkan pengurus FK-PKB PGI masa bakti 2018-2023 |
Keesokan harinya, sabtu (29/10), bertempat di lapangan Kolongan Minahasa Utara diadakan pelantikan pengurus FK-PKB PGI masa bakti 2018-2023 bersamaan dengan Ibadah HUT GMIM ke-84 bersinode.Adapun nama-nama pengurus FK-PKB PGI yang dilantik : Ketua Olly Dondokambey, SE, Wakil Ketua Pnt. Jabes Gaghana, SE,ME, Agus Hetharion, S.Th, Pdt. Prof. Ir. Ayub Padangaran, Sekretaris Michel Roring, Wakil Sekretaris Roland Rurur, Bendahara Ir. Edward Sitorus, MBA, Wakil Bendahara Pnt. Max Najoan. Dihadapan puluhan ribu warga GMIM, Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang memohon agar jemaat membantu dan mendoakan pengurus FK-PKB PGI yang baru dilantik untuk menjalankan tugas-tugas pelayanannya.
No comments
Post a Comment